Majalah Teknik Konstruksi.Com – Edisi Maret 2022
Proyek Pembangunan Bendungan Ameroro Kab.Konawe,Prov.SulawesiTenggara
Target Proyek Selesai Akhir Tahun 2023
Poyek pembangunan Bendungan Ameroro berlokasi di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Fungsi utama Bendungan Ameroro sebagai tampungan air, dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air. Bendungan Ameroro ini nantinya bermanfaat memenuhi kebutuhan air untuk Daerah Irigasi (D I) Ameroro seluas ± 1.903 hektar , D I Meraka seluas ± 1,460 hektar. Total luasan pemanfaatan irigasi ± 3.363 hektar. Juga untuk melayani air baku Kabupaten Konawe sebesar ± 511 liter/detik, dan untuk penyediaan Energi Listrik (PLTMH) sebesar 1,3 MW, juga mereduksi banjir di wilayah hilir sebesar 443,3 meter kubik per detik, dan untuk pariwisata.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, Agus Safari, ST., MT, menjelaskan ; “Tujuan utama pembangunan Bendungan Ameroro sebagai tampungan air di Sulawesi Tenggara, guna memenuhi kebutuhan Air Bersih, juga untuk kebutuhan air irigasi. Pembangunan Bendungan Ameroro dan Jaringan Irigasinya dibiayai APBN secara multi years. Sementara itu, lahan untuk Bendungan Ameroro yang mayoritas milik perhutani tersebut sudah dibebaskan. Kegiatan infrastruktur sumber daya air lainnya, selain pembangunan Bendungan Ameroro di BWS Sulawesi IV ini adalah merehabilitasi Jaringan Irigasi yang sudah lama ada. Antara lain, di Daerah Irigasi (D I) Wawotobi dan Daerah Irigasi (D I) Ameroro. “
Lebih lanjut Kabalai menjelaskan, Daerah Irigasi Ameroro nantinya disuplai air dari Bendungan Ameroro, yang merupakan satu dari tiga bendungan yang dibangun di BWS Sulawesi IV Kendari, juga bermanfaat untuk mengurangi risiko banjir dan menambah suplai air irigasi di Sulawesi Tenggara (Sultra). Sedangkan bendungan pertama yang dibangun di Sultra adalah Bendungan Ladongi, yang pada akhir tahun lalu diresmikan Presiden Joko Widodo. Berikutya, rencana bendungan ketiga adalah Bendungan Pelosika yang nantinya akan membendung Sungai Konawe. Proyek pembangunan Bendungan Pelosika, saat ini desainnya sedang direview oleh Direktorat Bendungan di Jakarta. Diharapkan pada bulan April – Mei 2022 nanti selesai, dan rencana dilanjutkan dengan lelang. Sehingga diharapkan tahun 2023 bisa dilakukan tandatangan Kontrak dan dimulai pembangunannya. Bendungan Pelosika diperuntukkan memenuhi kebutuhan Air Bersih Kawasan Industri di Sulawesi Tenggara, yang pembangunannya akan dibiayai oleh LOAN dari Tiongkok. Sementara skema kerjasamanya ditentukan kemudian.
Berikutya, lanjut Kabalai, rencana bendungan ketiga adalah Bendungan Pelosika yang nantinya akan membendung Sungai Konawe. Proyek pembangunan Bendungan Pelosika, saat ini desainnya sedang direview oleh Direktorat Bendungan di Jakarta. Diharapkan pada bulan April – Mei 2022 nanti selesai, dan rencana dilanjutkan dengan lelang. Sehingga diharapkan tahun 2023 bisa dilakukan tandatangan Kontrak dan dimulai pembangunannya. Bendungan Pelosika diperuntukkan memenuhi kebutuhan Air Bersih Kawasan Industri di Sulawesi Tenggara, yang pembangunannya akan dibiayai oleh LOAN dari Tiongkok. Sementara skema kerjasamanya ditentukan kemudian.
Hal senada disampaikan Kepala Satker (Kasatker) Pembangunan Bendungan BWS Sulawesi IV Kendari, Arbor Reseda, ST, MT., diwaktu yang berbeda ; “Bendungan pertama di BWS Sulawesi IV ini adalah Bendungan Ladongi sudah diresmikan Presiden Joko Widodo pada bulan Desember 2021 lalu, sekarang tahap finishing dan akan segera beroperasi. Sedangkan pembangunan Bendungan Ameroro, saat ini dalam proses pelaksanaan proyek merupakan bendungan kedua yang dibangun di BWS Sulawesi IV mulai pelaksanaan dari Desember 2020 dan rencana selesai Desember 2023 atau selama 3 tahun pelaksanaan proyek. Berikutnya yang ketiga, Bendungan Pelosika yang saat ini masih tahap review desain.”
Sementara itu kegiatan infrastruktur SDA di SNVT Pembangunan Bendungan, Arbor Reseda mengungkapkan ; “Kegiatan SNVT sepanjang tahun 2021 lalu selain pembangunan Bendungan Ameroro adalah revitalisasi Danau dan Embung. Namun pada tahun 2022 ini, embung tidak termasuk dalam kegiatan Satker Bendungan. Revitalisasi danau dalam waktu dekat belum ada program kegiatan. Kegiatan Padat Karya pada tahun 2021 lalu yaitu kegiatan untuk penyediaan Air Baku, Jembatan Temporer ke Area Fasiltas Bendungan Ameroro, dan pekerjaan Bronjong. Kegiatan reguler lainnya sudah selesai pada tahun 2021 tersebut. Sementara kegiatan Padat Karya untuk tahun 2022 ini dalam waktu dekat belum ada.”
# Pelaksanaan Proyek Bendungan Ameroro #
“Sesuai arahan Menteri PUPR, Bendungan Ameroro nantinya juga sebagai Ikon Pariwisata Daerah setempat. Oleh karena itu, hasil pembangunannya harus semenarik mungkin. Terkait jadwal pelaksanaan proyek pembangunan bendungan dari data yang ada, pembangunan bendungan di Indonesia yang tercepat adalah Bendungan Randugunting di Jawa Tengah yaitu 3 tahun 2 bulan. Namun, ternyata pembangunan Bendungan Ameroro di Sultra ini ditargetkan lebih cepat lagi selama 3 tahun,” ungkap Kasatker Arbor Reseda.
PPK Bendungan Ameroro – Ryan Rizaldi Oemar, ST, M.Eng., mengatakan lokasi Bendungan Ameroro di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, bisa ditempuh lewat darat ± 1,5 jam atau berjarak ± 10 km dari Kota Kendari. Sementara itu kendala pembebasan lahan, menurutnya seperti yang biasa dialami pada pembangunan bendungan umumnya. Lahan proyek Bendungan Ameroro yang dibutuhkan +/- 250 hektar dan +/- 95 % sudah beres, karena terletak di kawasan perhutani dan sudah mendapat izin dari pihak perhutani untuk bisa dilaksanakan pembangunan Bendungan Ameroro ini, dan rencana pengalihan atau pengelakan sungai antara Maret – April 2022.
Pelaksanaan proyek pembangunan Bendungan Ameroro berdasarkan kontrak 30 April 2021 –30 November 2023, terdiri dari dua paket pekerjaan antara lain ; Paket 1 dengan nilai kontrak sebesar RP. 910.136.415.000 (dengan PPN 10%) dikerjakan Kotraktor Pelaksana PT. Wijaya Karya – Basuki Rahmanta Putra – Sumber Cahaya Agung, KSO. Sedangkan Paket 2 dengan nilai kontrak sebesar Rp.518.645.600.000 (dengan PPN 10%) dikerjakan Kotraktor Pelaksana PT. Hutama Karya – Adhi Karya, KSO. Sementara itu, Konsultan Supervisi Paket 1 dan Paket 2 adalah PT. Indra Karya – Mulya Sakti Wijaya – Metta, KSO.
“Pembangunan Bendungan Ameroro Tipe Zona Inti Tegak di Tengah, dengan tinggi dari dasar galian 82 meter, panjang puncak total 324 m, dan lebar puncak bendungan 12 meter. Pembangunannya ditargetkan selesai akhir tahun 2023, itu termasuk percepatan. Diharapkan dapat dilakukan impounding pada awal tahun 2024,” jelas Ryan Rizaldi Oemar. Pekerjaan di lokasi proyek pada semua paket berjalan sesuai dengan rencana, ungkapnya, sedangkan kendala masalah cuaca atau musim hujan tidak terlalu bepengaruh. Perubahan desain karena menyesuaikan dengan kondisi di lapangan, dapat diselesaikan berdasarkan pengalaman yang ada. Untuk mengatasi masalah yang timbul ataupun masukan metode-metode pelaksanaan di lapangan dibantu oleh Tim Supervisi.
# Paket 1 Progres Proyek 38,4 % per 7 Maret 2022 #
Project Manager Paket 1 PT. Wijaya Karya – Basuki Rahmanta Putra – Sumber Cahaya Agung, KSO., Eko Supriyono, ST. , menjelaskan ; “Pembangunan Bendungan Ameroro Paket 1 terdiri dari 4 (empat) pekerjaan utama yaitu Jalan Akses Segmen 4, Bangunan Pengelak, Main Dam dan Bangunan Pengambilan. Jalan Akses menggunakan struktur rigid pavement, dengan lebar 6 meter, panjang total 1237 meter, dan terdapat bangunan Gardu Pandang di ujung jalan akses. Sedangkan Bangunan Pengelak menggunakan Konduit beton ganda sepanjang 380 meter. “
Pembangunan Bendungan Ameroro mulai bisa dikerjakan sejak akhir bulan Desember 2021, dimulai dengan pekerjaan pembersihan area Fasilitas, Jalan Akses, dan area Pengelak maupun area Main Dam. Dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah. Proyek ini ditargetkan selesai pada bulan November tahun 2023 mendatang. Progres fisik Paket 1 yang telah dicapai sampai dengan 7 Maret 2022, antara lain ; Jalan Askes sebesar 89,27 %, Bangunan Pengelak sebesar 92,43 %, Main Dam sebesar 14,95 %, Bangunan Pengambilan 51,79%, dan total progress keseluruhan 38,4 %. “Rencana volume galian total di Jalan Akses, Bangunan Pengelak dan Main Dam sekitar 1.465 juta meter kubik, dengan progres galian sudah mencapai lebih dari 90%. Sampai dengan saat ini sekitar 30.000 meter kubik batu yang sudah ditimbun. Sedangkan untuk timbunan total rencana sekitar 1.865 juta m3 yang terdiri dari timbunan inti lempung, timbunan filter halus, filter kasar, timbunan batu dan Rip Rap,” ujarnya.
Terkait tantangan selama pelaksanaan proyek di Paket 1, Eko Supriyono mengungkapkan, tantangan yang sejauh ini dihadapi antara lain masalah kenaikan harga material alam yang tidak wajar, serta penutupan jalan askes oleh warga. Untuk mengatasi kenaikan harga material alam yang tidak wajar tersebut, yaitu dengan mencari penambang material alam yang setuju dengan harga penawaran sesuai dalam kontrak. Tantangan berikutnya, ketika terjadi penutupan jalan oleh warga dan cara mengatasinya dengan musyawarah, juga penyiraman rutin jalan warga menggunakan water tank kemudian diperlukan adanya koordinasi dengan BPJN dan Satlantas. “Dalam mengantisipasi hujan, metode untuk mempercepat progres yaitu dengan merencanakan metode dewatering yang baik. Membuat saluran-saluran gendong pengarah air hujan ke area pembuangan atau ke lokasi Sumpit yang sudah dilengkapi pompanisasi submersible 6 inchi. Khususnya, di area pangelak yang pada kondisinya area ini berada dibawah elevasi rata- rata permukaan tanah sekitar, dan merupakan zona kritis pekerjaan bendungan,” ujarnya.
Sedangkan untuk percepatan di area tersebut, menurutnya dilakukan inovasi percepatan kematangan beton mencapai 80 % dalam 3 hari agar dapat mempercepat proses pekerjaan slab beton pengelak, mengingat musim hujan sangat intens. Strategi lain, melakukan pencatatan cuaca harian untuk mengetahui perkiraan hujan, sehingga dapat memaksimalkan jam kerja dalam satu hari agar mencapai target sebelum hujan turun.Terkait perubahan desain di Paket 1, kata Eko Supriyono , terdapat beberapa review desain dari desain kontrak awal. Sebagai contoh, penambahan Dinding Penahan Tanah (DPT) yang diperlukan, karena kondisi tanah yang mudah longsor. Sudah ada penambahan DPT di 4 titik di Jalan Akses dan Area Gardu Pandang dengan tipe Retainingwall beton, balok grid dan pasangan batu. Contoh lain, penentuan lokasi titik grouting pada area Bangunan Pengelak melihat dari kondisi aktual di lapangan.
# Paket 2 Progres Fisik 30,805% per 30 Januari 2022 #
Project Manager Paket 2 PT. Hutama Karya – Adhi Karya, KSO., Herdy Setiawan, ST. , menjelaskan ; “Pembanguna Bendungan Ameroro Paket 2 terdiri dari Pekerjaan Persiapan, Pembuatan dan Peningkatan Jalan Akses dan Jembatan, Bangunan Pelimpah, pekerjaan Hydromekanikal, pekerjaan Bangunan Fasilitas dan Penunjang, Penyelenggaraan SMK3L, dan lain-lain.”
Progres fisik pembangunan Bendungan Ameroro Paket 2 adalah 30,805% per 30 Januari 2022 , terdi dari pekerjaan Persiapan 1,908%, pekerjaan Jalan Akses 9,925%, pekerjaan Pelimpah 19,467%, pekerjaan Hydromekanikal 0%, pekerjaan Fasilitas 0%, pekerjaan. SMK3L 0,354%, dan pekerjaan lain-lain 0%. Diungkapkan Herdy Setiawan, ”Tantangan sosial yang terjadi dalam pembangunan Bendungan Ameroro ini seperti kebanyakan bendungan lain di Indonesia, pasti terdapat dampak sosial yg harus dihadapi yaitu terkait pembebasan lahan. Efeknya, pada pelaksanaan seperti penggunaan jalan akses desa. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, karena tidak menutup kemungkinan setiap hari akan mendapat komplain dari masyarakat terkait efek-efek selama pelakasanaan proyek.” Sementara tantangan bidang teknis, sambungnya, dikarenakan jenis batuan di Bendungan Ameroro ini termasuk dalam batuan matamorf (sekis mika) juga menjadi tantangan tersendiri, karena sifat batuan yang mudah hancur dan mempunyai sifat pelapukan yang cukup tinggi jika teroksidasi atau terkena hujan atau paparan matahari, menjadikan para engineer harus menyesuaikan design slope untuk dapat mempertahankan kestabilan slope pada batuan sekis mika, dan menyesuaikan jenis proteksi yang cocok dengan batuan tersebut.
“Metode pelaksanaan yang cocok untuk percepatan pelaksanaan pada musim hujan, semua berawal dari akses yang baik. Hal ini menjadi kunci kecepatan dalam bekerja di bendungan, karena dominan adalah pekerjaan tanah. Jadi akses menjadi yang utama untuk diperhatikan, kami melakukan perkerasan semi permanen dengan melakukan pengecoran pada Jalan Akses menuju Bangunan Pelimpah, dengan kemiringan yang cukup ekstrem. Sehingga pada saat hujan tidak ada kendala, karena sudah terdapat perkerasan di jalan tersebut. Kemudian kami memanfaatkan cuaca kering, dengan over time dan metode manajemen procurement material yang tepat dan cepat,” paparnya.
Terkait review design yang terjadi di Paket 2, ujar Herdy Setiawan, pada galian slope sandaran kiri Spillway, dikarenakan arah foliasi dan jenis batuan yg termasuk kategori batuan lapuk (poor rock) dari desain awal kemiringan 1:1 dirubah menjadi 1:1.5 untuk melandaikan kemiringan slope dan membuat berm lebih lebar dari desain awal 2 meter menjadi 8 meter, guna menjaga stabilitas slope. Untuk proteksi permanen dibagi 2 yaitu proteksi shotcrete dan inovasi green construction menggunakan geomet dan penghijauan hydroseding dengan tanaman LCC (legume).[]US.