majalahteknikkonstruksi.com – Kalimantan Timur, 26 Juni 2025
*Pembangunan Jalan Bebas Hambatan IKN Seksi 6A*
Pelaksanaan konstruksi Jalan Bebas Hambatan (JBH) Seksi 6A, yang merupakan bagian dari sistem jaringan Jalan Tol dan Jalan Bebas Hambatan Ibu Kota Nusantara menghubungkan Kota Balikpapan dan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nu-santara (IKN), dengan panjang 5,8 km terdiri atas 2 lajur 2 arah. Meskipun telah mengalami perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan, yang dikarenakan ketersediaan lahan. Namun, pelaksanaan pekerjaan JBH Seksi 6A sejauh ini masih on the track, untuk mendukung target fungsional satu jalur pada bulan Desember 2025. Demikian disampaikan Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kalimantan Timur, BBPJN Kaltim, Deddy Junaidi, S.T.,M.T.
Sehubungan dengan kendala atau tantangan dalam pelaksanaan proyek ini, Kasatker Deddy mengungkapkan ; “Tantangan utama adalah pekerjaan konstruksi harus tetap berjalan, meskipun ketersediaan lahan belum 100% bebas, dan lahan yang bisa dikerjakan bersifat setempat-setempat. Hal ini, memerlukan pengaturan sumber daya dan waktu yang tepat, untuk tetap sesuai jadwal pekerjaan dan target yang direncanakan.“
Sementara terkait pembebasan lahan di JBH Seksi 6A, Kasatker menjelaskan ;“Terdapat 68 bidang tanah dengan total luas 423,071 m². Sampai dengan bulan Mei tahun 2025 ini, sejumlah 54 bidang tanah sudah bebas dengan luas 331.458 m² (78,35%).”
Pembebasan lahan yang saat ini masih belum sepenuhnya bebas, tentunya memberikan dampak terhadap capaian kinerja di lapangan. Idealnya, proyek pembangunan memang harus diimbangi dengan ketersediaan lahan. Untuk itu, diperlukan peningkatan sinergi dan kerjasama, antara Kementerian PU sebagai instansi yang memerlukan lahan dengan BPN dan Tim Pengadaan Tanah. Semoga dengan adanya JBH Seksi 6A , lanjut Kasatker Deddy, dapat menjadikan jaringan Jalan Tol dan Jalan Bebas Hambatan di IKN dapat bermanfaat, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bisa mendukung mobilitas dan aksesibilitas dari dan menuju IKN dari Kota Balikpapan.
PPK Pembangunan JBH IKN Seksi 6A, BBPJN Kaltim, Hadi Suprayitno, S.T., M.T., menambahkan, bahwa akibat ketersediaan lahan bebas di paket Pembangunan JBH Seksi 6A ini, mengalami perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan, dari ketetapan waktu penyelesaian pada kontrak awal. Penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut, disebabkan oleh ketersediaan lahan yang belum bebas 100%.
Hal tersebut, lanjutnya, menjadi tantangan selama pelaksanaan proyek ini karena ketersediaan lahan belum menerus, dan bersifat setempat-setempat. Disamping itu, juga cuaca yang sering terjadi hujan, dan lokasi pekerjaan yang relatif jauh dari akses jalan eksisting. Adapun tanggal kontrak JBH Seksi 6A yaitu 29 Agustus 2023, dengan nilai kontrak Rp1.493.966.882.000,00. Kontraktor Pelaksana : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk – PT. Surya Bakti Group – PT. Laut Permata (KSO). Konsultan Supervisi terdiri dari : a).PT. Daya Creasi Mitrayasa – PT. Buana Archicon – PT. Global Profex Synergy (KSO) dari 29 Agustus 2023 – 31 Desember 2024. b).PT.Anugrah Kridapradana-Virama Karya- Hanata (KSO) dari 01 Januari 2025 hingga sekarang. “Direncanakan (pekerjaan JBH Seksi 6A) akan diselesaikan bulan Desember 2026. Addendum perpanjangan waktu tahap 1, akan dibuat sampai dengan tanggal 31 Desember 2025. Sedangkan addendum sampai dengan tahun 2026 akan dilakukan segera, setelah perpanjangan izin MYC terbit,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hadi Suprayitno yang akrab disapa Prayit ini menjelaskan ; “Jalan Bebas Hambatan (JBH) Seksi 6A, terdiri atas 2 jenis mainroad (jalan utama) yaitu at grade (galian timbunan) dengan panjang segmen at grade 4.126,5 meter. Kemudian, elevated (slab on pile / pile slab dan Jembatan main road), dengan panjang segmen elevated (Jembatan dan slab on pile)1.673,5 meter. Dan jenis perkerasan yang digunakan pada JBH Seksi 6A ini, berupa perkerasan lentur (aspal).”
Adapun solusi untuk mengatasi berbagai tantangan atau kendala di lapangan, ungkapnya, seperti ketersediaan lahan belum menerus dan bersifat setempat-setempat maka perlu dilakukan pendekatan ke pemilik lahan, supaya lahannya dapat dikonstruksi bersamaan dengan proses pembebasan lahan. Sedangkan kendala cuaca yang sering terjadi hujan, solusinya menyiapkan akses kerja yang stabil. Sehingga, aksesibilitas dan mobilitas alat kerja serta material konstruksi tidak terganggu paska hujan.
Selain itu, lanjutnya, lokasi pekerjaan relatif jauh dari akses jalan eksisting, untuk mengatasi hal tersebut dengan menyiapkan jalan akses kerja dengan pilihan trase terbaik, dari aspek jarak dan alinyemen. Sebagian jalan kerja memanfaatkan jalan lokal yang ada, untuk selanjutnya dilakukan peningkatan, antara lain pelebaran dan perkuatan badan jalan. Berikutnya, menyiapkan stock yard di dekat lokasi pekerjaan, untuk penempatan material konstruksi, sehingga jarak dan waktu hauling (angkut) bisa optimal. []US.