Majalah TEKNIK KONSTRUKSI ( CETAK) dan majalahteknikkonstruksi.com – Edisi NOVEMBER 2022
# PEMBANGUNAN BENDUNGAN KEUREUTO – RENCANA SELESAI TAHUN 2023 #
Kepala SNVT Pembangunan Bendungan, Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Fardhianti, ST, MT, mengungkapkan ; “Keberadaan Krueng Keureuto di Kabupaten Aceh Utara saat ini, adalah sebagai salah satu penyebab utama terjadinya banjir pada Ibu Kota Lhoksukon dan sekitarnya. Kondisi topografi dengan kelandaian yang curam di bagian hulu, namun landai di bagian hilir sehingga Krueng Keureuto mengakibatkan aliran air mengalir dengan kecepatan yang rendah pada daerah hilir. Kondisi ini diperburuk oleh terjadinya penyempitan (bottle neck) di sekitar jembatan di Kota Lhoksukon.”
Mengingat besarnya debit banjir yang terjadi, sambungnya, yang menyebabkan genangan yang cukup lama serta merugikan sektor ekonomi Aceh Utara, maka diperlukan alternatif untuk mencegah atau mengurangi dampak akibat banjir tersebut. Salah satu alternatif, untuk mengatasi permasalahan banjir yang terjadi akibat besarnya debit banjir Krueng Keureuto adalah dengan pembangunan Bendungan Keureuto. Lokasi Bendungan Keureuto terletak di Desa Blang Pante, Kecamatan Payabakong di Kabupaten Aceh Utara, yang berjarak ± 345 Km dari Banda Aceh. Secara geografis Bendungan Keureuto terletak pada 04° 56’ 03,42”LU ; 97° 09’ 09,44” BT. Adapun manfaat dibangunnya Bendungan Keureuto adalah sebagai berikut : 1) Pengendalian banjir Kota Lhoksukon 30,39 juta m³. 2) Penyediaan air irigasi seluas 9420 Ha. 3) PLTA 6,34 MW. 4) Penyediaan air baku 500 lt/det. 5) Pariwisata.
Terkait kendala dalam pembangunan Bendungan Keureuto, menurut Fardhianti, salah satu kendalanya yakni masalah pembebasan lahan, yang hingga kini belum juga selesai. Kebutuhan lahan adalah 1.076 Ha, dengan rincian 467,26 Ha sudah bebas, dan sisanya 608,74 Ha belum bebas. Dimana 608,74 Ha lahan yang belum bebas ini, terdiri dari 409,66 Ha di lokasi Kabupaten Aceh Utara dan 199,08 Ha di Kab. Bener Meriah. Kendalanya yaitu adanya penolakan dari masyarakat terhadap besaran ganti rugi tegakan yang telah dinilai oleh KJPP, yang merupakan lembaga independen. Namun, untuk beberapa bidang lahan yang sudah dinilai KJPP tersebut, sudah dilakukan konsinyasi (penitipan ganti rugi) di Pengadilan Negeri Aceh Utara. “Saya berharap, agar permasalahan lahan dapat segera diselesaikan, supaya Bendungan Keureuto dapat diselesaikan sesuai rencana pada tahun 2023, dan rencana impounding (pengisian awal waduk) pada tahun 2024. Sehingga pada tahun 2025 sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ucap Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BWS Sumatera I ini.
Selain pembangunan Bendungan Keureuto, ujarnya, saat ini SNVT Pembangunan Bendungan BWS Sumatera I juga sedang melaksanakan Pembangunan Bendungan Rukoh, serta Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie. Adapun bendungan – bendungan yang sudah selesai dikerjakan dan sudah beroperasi, diantaranya Bendungan Rajui di Kab. Pidie, Bendungan Keuliling di Kab. Aceh Besar, Bendungan Paya Seunara di Kota Sabang, dan Bendungan Sianjo – anjo di Kab. Singkil.
PPK Bendungan Keureuto, BWS Sumatera I, Ir. Variadi, ST, M. Eng., menjelaskan bahwa proyek pembangunan Bendungan Keureuto mulai dilaksanakan sejak tahun 2015 hingga tahun 2021, yang merupakan MYC Tahap I. Pada Pekerjaan MYC Tahap 1 ini, pelaksanaan pembangunan Bendungan Keureuto dibagi ke dalam 3 Paket Konstruksi dan 1 Paket Supervisi, dengan pelaksana sebagai berikut : Paket 1 : PT. Brantas Abipraya (Persero) – PT. Pelita Nusa Perkasa, KSO. Kemudian, Paket 2 : PT. Wijaya Karya (Persero). Berikutnya, Paket 3 oleh PT. Hutama Karya – PT. Perapen, JO. Dan Supervisi Paket 1, 2, 3 : PT. Tata Guna Patria, JO. Pembangunannya dimulai sejak tahun 2015, dengan biaya APBN sebesar Rp 2,68 triliun.
“Pada tahun 2021 dilaksanakan tender untuk Paket ‘Penyelesaian Pembangunan Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara (MYC)’, merupakan pekerjaan MYC Tahap II yang dimulai sejak tahun 2021 sampai dengan tahun 2023, dengan pelaksana konstruksi Abipraya – Indra – Nusa, KSO. Dengan Nilai atau Biaya Konstruksi sebesar Rp. 999.886.960.779 Dan Supervisi oleh Yodya – Catur – Visi, KSO. Dengan Biaya Supervisi sebesar Rp. 39.891.137.000 ,” jelasnya.
Kendala dalam pembangunan Bendungan Keureuto, lebih lanjut Variadi mengungkapkan, “Akibat pembebasan lahan yang belum tuntas tahun ini, sehingga terkendala dalam pelaksanaan pekerjaan timbunan bendungan utama. Oleh karena itu, untuk mempercepat realisasi progres pekerjaan di lapangan, maka pekerjaan pada tahun ini difokuskan pada pekerjaan yang tidak terkait dengan pembebasan lahan. Diantaranya, pekerjaan Bangunan Fasilitas Umum dan Penunjang, serta pekerjaan Penataan Landscape dan pekerjaan Disposal Area, serta pekerjaan – pekerjaan lainnya.”
Disamping itu, sambungnya, tantangan utama dalam kegiatan pembangunan Bendungan Keureuto ini adalah bagaimana kita dapat mengupayakan sumber daya yang ada, dalam hal percepatan pelaksanaan pembangunan Bendungan Keureuto agar dapat selesai konstruksinya sesuai rencana pada tahun 2023. Sumber daya yang dimaksud yaitu mulai dari keterbatasan material, akibat belum tuntasnya pembebasan lahan, sampai dengan manajemen kualitas, biaya dan waktu, dengan memaksimalkan segala sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan Bendungan Keureuto, agar dapat tercapai manfaat sebagaimana yang direncanakan di dalam dokumen perencanaan.
Terkait masukan untuk kontraktor pelaksana, PPK Bendungan Keureuto ini menyampaikan “Agar fokus pada pekerjaan – pekerjaan yang tidak tergantung dengan pembebasan lahan, serta segera memacu proses pengambilan material timbunan apabila sudah ada lampu hijau terkait lahan yang akan dibebaskan, dan tetap memiliki motivasi tinggi serta selalu mencari inovasi – inovasi terkini untuk mempercepat realisasi progres di lapangan tanpa mengurangi aspek – aspek kualitas, mutu, dan keamanan konstruksi.” []Umi.S /Zan.
Baca juga : Pembangunan Bendungan Kaureuto – Pelaksanaan Paket Penyelesaian