Majalah Teknik Konstruksi.Com- Februari 2022 Pembangunan Bendungan Cipanas
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung
Saat ini, pembangunan bendungan Cipanas merupakan Proyek Strategis Nasional yang menjadi fokus perhatian di BBWS Cimanuk Cisanggarung. Lokasi bendungan yang masih dalam tahap konstruksi ini berada di dua desa, yaitu di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang, dan Desa Cikawung Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.
Kepala Balai (Kabalai) BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dr. Ismail Widadi, ST., MSc., menjelaskan proyek ini lebih detil, bahwa Pembangunan Bendungan Cipanas mulai dikerjakan sejak akhir tahun 2016, dengan tahapan awal pembebasan lahan, dengan total rencana seluas 1730,06 hektar. Total luas genangan waduknya sendiri direncanakan 1315, 95 hektar yang akan menampung air yang dibendung dari Sungai Cipanas.
Pekerjaan konstruksi bendungan Cipanas direncanakan selesai pada tahun 2023. Proyek dibagi menjadi 3 (tiga) paket pekerjaan dengan pola pendanaan multiyears.
Paket 1 dengan nilai kontrak sebesar Rp 924,000,000,000,00, dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana PT Wijaya Karya (Persero)Tbk – PT Jaya Konstruksi, KSO. Mencakup pekerjaan tubuh bendungan, dengan tinggi bendungan hingga level + 100 meter, dan pekerjaan Terowongan Pengelak. Pekerjaan di Paket 1 terkontrak mulai Desember 2016, saat ini progres pekerjaan fisik telah selesai 100 %, dan telah dilakukan serah terima pertama pekerjaan (PHO) pada tanggal 10 Desember 2021.
Kemudian Paket 2 dengan nilai Kontrak sebesar Rp 447.244.000.000,00 dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero). Meliputi pekerjaan Jalan Akses, Bangunan Perkantoran, Rumah-rumah Pengelola Bendungan, pekerjaan Pelimpah / Spillway, Bangunan Intake Pengambilan, dan Bendungan Pelana / Saddle Dam. Progres pekerjaan telah selesai 100 %, dan telah dilakukan serah terima pertama pekerjaan (PHO) pada tanggal 14 September 2021.
Berikutnya, Paket 3 saat ini masih dalam proses pelaksanaan proyek yang dikerjakan Kontraktor Pelaksana PT Wijaya Karya (Persero)Tbk – PT Jaya Konstruksi, KSO. (Selaku Manajer Proyek Paket 3 adalah Budi Raharjo, ST, MBA – red). Paket 3 terkontrak pada 13 Desember 2021 dan direncanakan selesai pada Juni 2023, dengan nilai kontrak sebesar Rp 490,826,120,000, 00. Paket 3 meliputi pekerjaan lanjutan Timbunan dari level + 100 hingga level + 136 meter, pekerjaan Perkerasan Puncak Bendungan, Plugging, pemasangan Saluran Hantar , Trashboom, Penanganan Saluran Hilir, dan Penataan Kawasan Bendungan. Progres Paket 3 adalah 3,127% per Minggu pertama Januari 2022. Sisa volume timbunan Paket 3 per Minggu pertama Januari 2022 adalah Zona 1 sebesar 133.234 m³, Zona 2a sebesar 71.465 m³, Zona 2b sebesar 70.495 m³, Zona 3 sebesar 752.814 m³, Zona 4 sebesar 68.928 m³.
Supervisi proyek pembangunan Bendungan Cipanas adalah PT Rayakonsult – PT Vitraha Consindotama – PT Mettana – PT Wiratman – PT Mitratama Asia Pasific, KSO.
Lebih lanjut Kabalai Ismail Widadi menjelaskan bahwa Bendungan Cipanas merupakan bendungan Tipe Urugan Batu (Rock Fill Dam) Inti Tegak, dilengkapi Terowongan Pengelak bentuk Tapal Kuda, sepanjang 399,81meter dan diameter 5 meter. Kendala dalam pelaksanaan terowongan ketika itu, kondisi geologi yang kurang baik saat pekerjaan penggalian terowongan pengelak tersebut, sehingga dilakukan penyelidikan tanah lebih detil dan treatment khusus.
Terkait material timbunan, menurut Kabalai Ismail Widadi, tidak ada yang sulit diperoleh karena cadangan material Zona 1 di Borrow Area Ungkal masih cukup. Begitu pula cadangan material Zona 3 dan Zona 4 dari quary Julang, juga masih mencukupi. Sementara untuk material Zona 2a dan Zona 2b, merupakan pengadaan quary luar yang juga tidak sulit didapatkan.
“Bendungan Cipanas direncanakan dapat menampung volume total 250,81 juta m³, atau sepuluh kalinya kapasitas tampung Bendungan Kuningan yang baru saja diresmikan. Kapasitas Bendungan Cipanas yang sebanyak itu, tentu manfaatnya juga lebih besar. Antara lain, dapat mengairi lahan irigasi 9.273 hektar, meliputi Daerah Irigasi (DI) Cipanas 2 yang belum terairi secara teknis , dan DI Cibuluh maupun DI Cikawung, daerah-daerah irigasi baru pun akan terairi,” jelas Kabalai.
Bendungan ini juga bermanfaat untuk penyediaan air baku sebesar 850 liter/detik, atau tiga kali lipat penyediaan air baku dari bendungan Kuningan. Daerah hilir yang terlindungi dari bencana banjir juga lebih luas, karena bendungan Cipanas dapat mereduksi debit banjir daerah pantura Kabupaten Indramayu hingga 487,75 m3/detik, atau dua setengah kali lipat dalam kemampuan mereduksi banjir di daerah hilir dari bendungan Kuningan. Selain itu, bendungan Cipanas menghasilkan potensi Tenaga Listrik/ PLTMH sebesar 3 MW, yang dapat dimanfaatkan untuk fasilitas energi kegiatan ekonomi dan permukiman di sekitar bendungan Cipanas.
Kabalai Ismail Widadi mengungkapkan, “Pada perencanaan awal, tinggi bendungan total pada level + 136 meter. Namun, karena berbagai pertimbangan termasuk masalah ketersediaan lahan, material dan dana, kemudian diputuskan Paket 1 mengerjakan timbunan hingga level 100 meter saja. Material batu di quary Bukit Julang, sebelumnya hanya dimanfaatkan sebagai quary pada proyek pembangunan bendungan Jatigede. Tahun lalu quary Bukit Julang mulai dimanfaatkan untuk proyek Pembangunan Bendungan Cipanas Paket 3.”
Kendala dan tantangan dalam pelaksanaan proyek Bendungan Cipanas, normal sebagaimana yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek-proyek konstruksi. Yang paling penting, bagaimana mencari solusi sehingga kendala dan tantangan tidak menjadi hambatan penyelesian proyek. Contoh, dalam pembebasan lahan, tentu ada pro dan kontra, kasus di proyek bendungan Cipanas, telah dilakukan musyawarah sebaik-baiknya sehingga secara prinsip masyarakat yang tanahnya terdampak pembebasan lahan, semuanya setuju untuk dibebaskan. Ada beberapa yang masih belum sepakat tentang hal-hal teknis, ukuran tanah, administrasi, dan kesepakatan harga, bisa didiskusikan sesuai aturan yang berlaku.
“Dari luas lahan yang dibutuhkan untuk Bendungan Cipanas 1.730,06 hektar, lahan yang belum selesai pembebasannya dan saat ini dalam tahap perundingan kesepakatan harga adalah seluas 331,55 hektar, dimana tidak semuanya di lahan genangan, artinya bagian tersebut bisa kami evaluasi kembali,” ungkap Kabalai kepada Teknik Konstruksi saat wawancara di Kantor BBWS Cimanuk Cisanggarung 17 Januari 2022.
Selain hal teknis, Kabalai menceritakan kendala yang dialami proyek di masa pandemi, “Pada masa pandemi COVID-19 sedang tinggi, mengakibatkan proyek pembangunan Bendungan Cipanas beberapa kali mengalami lock down. Meski demikian, pekerjaan di Paket 1 dan Paket 2 bisa diselesaikan sesuai kontrak pada Desember 2021. Belajar dari pengalaman tersebut, mudah-mudahan pekerjaan di Paket 3 yaitu pekerjaan kelanjutan dari paket 1, dapat selesai sesuai rencana yaitu tahun 2023.”
Terkait masalah pembebasan lahan, sambungnya, “Kami optimis bisa selesai sesuai target karena tim pelaksana pembebasan tanah sudah komunikasi dengan pemilik lahan beberapa kali. Ada perbedaan tipis saja dalam argumentasi masalah harga. Jadi relatif semua warga yang lahannya terdampak, bersedia dibebaskan. Bila hal tersebut bisa diselesaikan lebih cepat, kami juga optimis pekerjaan Paket 3, bisa lebih cepat selesai sebelum tahun 2023 “
Menurut Kabalai, terkait perubahan desain, sedikit-sedikit pada hampir semua proyek bendungan pasti ada. Namun, perubahan masiv dari desain A menjadi B, tidak ada. Contoh, di proyek bendungan Cipanas ini, dimana pekerjaan tubuh bendungan yang terdiri dari beberapa zona 1, 2, 3. Bagaimana caranya pekerjaan tersebut bisa dilaksanakan terus menerus, ketika memasuki musim hujan? Kalau pekerjaan timbunan batu, relatif tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca musim hujan. Namun, saat pekerjaan urugan inti material kedap air, akan sangat berpengaruh jika musim hujan. Oleh karena itu, diperlukan teknik khusus agar pekerjaan timbunan Inti bisa dilaksanakan sesuai rencana.
Dijelaskan teknik khusus tersebut, bahwa pekerjaan timbunan di Paket 1 terdiri dari pekerjaan Zona 1 yaitu Inti Kedap, Zona 2a, 2b dan Zona 3 batu. Pada tahun 2021 lalu, merupakan tahun terakhir pekerjaan di Paket 1. Sedangkan pekerjaan di Paket 1, masih ada kewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan timbunan di Zona 1 yang simultan harus ada pendamping pekerjaan timbunan di Zona 2a, 2b, dan Zona 3. Memasuki musim hujan di bulan Oktober 2021, pekerjaan timbunan di Zona 1 harus selesai lebih dulu. Jika tidak, akan terkendala pada musim hujan yang berakibat timbunan jadi tidak efektif, berisiko pekerjaan di paket 1 akan terlambat. Oleh karena itu, dilakukan inovasi dengan menyelesaikan pekerjaan Zona 1 lebih dulu, tetapi dengan syarat timbunan di Zona 1 tersebut harus diapit kanan kiri oleh counterweir Zona 3 batu dan sudah dipastikan kepadatan maupun kestabilannya. Dituntaskan Zona 1 dengan inovasi counterweir kanan dan kirinya sebagai inovasi, selesai minggu ketiga Oktober 2021. Kemudian memasuki musim hujan, pekerjaan timbunan Zona 3 tetap berlanjut sampai akhir sesuai kontrak di Paket 1.
“Kami berusaha pekerjaan di Paket 3 bisa selesai sesuai rencana. Sehingga, bendungan ini nantinya dapat cepat bermanfaat sebagaimana tujuan semula, yaitu untuk layanan irigasi, air baku, PLTMH dan pengendalian banjir. Harapan kami untuk keamanan bendungan, kami harapkan masyarakat dan pemerintah daerah ikut menjaga kelestarian DAS, serta menjaga kebersihan air di genangan waduk, dengan tidak memasang keramba jaring apung, maupun membuang sampah di sungai yang dapat mengotori waduk, “pesan Kabalai Ismail Widadi, mengakhiri wawancara dengan Teknik Konstruksi.
Pada saat wawancara Kepala BBWS, beberapa pejabat yang turut mendampingi yaitu Tri Wijayanto, ST., MPSDA. – Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air, Triyanto, ST., M. Eng.- Kepala SNVT Pembangunan Bendungan, Novan Eka Adilla, ST., M.Eng – PPK Bendungan III (Cipanas), dan Anjani Wulandari P. Sjarief, ST., MT. – Subkoordinator Ketua Tim Hukum dan Komunikasi Publik.[]Umi.S
Video liputan ke proyek ini bisa dilihat di YouTube Majalah TEKNIK KONSTRUKSI